
Cendol Dan Dawet Adalah Dua Minuman Tradisional Indonesia Yang Sering Di Anggap Sama Karena Tampilannya Yang Mirip. Tampilan kedua minuman ini terlihat berisi buliran hijau, santan dan gula merah cair. Namun sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang cukup jelas terutama dari segi bahan dasar, tekstur serta asal daerah. Cendol sendiri lebih populer di wilayah Jawa Barat sedangkan dawet lebih identik dengan daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kedua minuman ini pun sangat menyegarkan dan kerap di jadikan pilihan saat cuaca panas atau sebagai hidangan penutup dalam acara tradisional.
Untuk perbedaan utama dari Cendol Dan Dawet sebenarnya terletak pada bahan pembuat buliran hijaunya. Cendol biasanya di buat dari tepung hunkwe atau tepung kacang hijau yang menghasilkan tekstur lebih kenyal dan halus. Lalu dawet biasanya di buat dari tepung beras sehingga bulirannya terasa lebih padat dan sedikit lebih keras saat di kunyah. Dari bentuknya pun cendol cenderung lebih pendek dan bulat sedangkan dawet lebih panjang dan ramping seperti mie kecil. Jadi meski di sajikan dengan bahan pelengkap yang mirip memiliki sensasi rasa dan teksturnya tetap berbeda ketika di nikmati.
Kemudian bagian penyajian cendol dan dawet pun juga sedikit berbeda tergantung daerahnya. Cendol seringkali di tambahkan es serut atau es batu dengan rasa santan yang lebih dominan. Lalu dawet kadang di sajikan dengan tambahan tape singkong, ketan hitam, atau potongan nangka untuk memperkaya rasa. Keduanya juga tetap mempertahankan keunikan rasa tradisional Indonesia yang manis, gurih dan menyegarkan. Sehingga perbedaan ini justru memperkaya khasanah kuliner nusantara dan menunjukkan betapa beragamnya budaya makanan Indonesia meski sekilas tampak serupa.
Cara Membedakan Cendol Dan Dawet
Nah karena kemiripan kedua minuman ini, mari kita lihat bagaimana Cara Membedakan Cendol Dan Dawet. Meskipun sekilas terlihat mirip karena sama-sama di sajikan dengan santan, gula merah dan es, ada beberapa cara untuk membedakan keduanya. Salah satu pembeda utamanya terletak pada asal daerah dan penamaan lokal. Di Jawa Barat minuman ini lebih di kenal sebagai cendol sementara di Jawa Tengah dan Jawa Timur di kenal sebagai dawet. Perbedaan nama ini juga menunjukkan adanya variasi dalam bahan dan cara pembuatan meskipun keduanya tetap menyegarkan dan cocok di nikmati di cuaca panas.
Lalu perbedaan selanjutnya terletak pada bahan dasar buliran hijau yang menjadi ciri khas keduanya. Seperti penjelasan sebelumnya, pada umumnya di buat dari tepung hunkwe (tepung kacang hijau). Bahan inilah yang membuatnya menghasilkan tekstur yang lembut, licin dan kenyal. Sementara itu dawet di buat dari tepung beras yang memberikan tekstur lebih padat, sedikit kenyal dan cenderung tidak sehalus cendol. Apalagi dari segi bentuk cendol biasanya lebih pendek dan bulat sedangkan dawet berbentuk memanjang seperti mie tipis kecil yang lentur.
Kemudian kita juga bisa membedakan dengan melihat variasi penyajiannya. Untuk cendol memang seringkali di sajikan polos hanya dengan es, santan, dan gula merah tanpa tambahan bahan lain. Sedangkan dawet kerap di tambahkan pelengkap seperti tape ketan, nangka atau ketan hitam tergantung daerahnya. Selain itu warna hijau pada cendol juga biasanya lebih muda dan bening karena pewarna alami daun pandan atau suji. Lalu untuk dawet sendiri warnanya bisa terlihat lebih pekat. Jadi dengan memperhatikan hal-hal tersebut kita bisa lebih mudah membedakan cendol dan dawet meski secara tampilan tampak serupa.
Proses Pembuatan Cendol
Selanjutnya untuk Proses Pembuatan Cendol biasanya di mulai dengan menyiapkan bahan utamanya. Bahan tersebut terdiri dari tepung hunkwe atau bisa juga menggunakan campuran tepung beras dan tepung tapioka. Semua bahan akan di campur dengan air dan sedikit garam lalu di tambahkan air daun pandan atau daun suji untuk memberikan warna hijau alami sekaligus aroma khas. Campuran ini kemudian di masak di atas api sedang sambil terus di aduk hingga mengental dan menjadi adonan yang licin, kenyal dan tidak menggumpal. Proses pemasakan ini juga harus di lakukan dengan hati-hati agar adonan tidak gosong di dasar panci.
Setelah adonan matang dan bertekstur lengket maka langkah berikutnya adalah mencetak cendol. Adonan panas langsung di masukkan ke dalam cetakan khusus berlubang (sering di sebut cetakan cendol) dan di tekan hingga keluar dalam bentuk buliran kecil. Di bawah cetakan biasanya di siapkan wadah berisi air dingin atau air es agar buliran cendol cepat mengeras dan tidak saling menempel. Dengan teknik ini akan menghasilkan cendol yang kenyal, halus dan tidak mudah hancur.
Lalu setelah selesai di cetak maka cendol di saring dari air es dan siap di gunakan. Untuk penyajiannya akan di sajikan bersama larutan gula merah yang telah di rebus dan di saring, santan kental yang telah di masak serta es batu serut atau es batu biasa. Sehingga perpaduan antara cendol yang kenyal, santan yang gurih, dan gula merah yang manis menciptakan rasa segar yang khas. Apalagi minuman ini sangat populer sebagai pelepas dahaga, terutama saat cuaca panas atau di bulan Ramadan sebagai menu buka puasa.
Proses Pembuatan Dawet
Terakhir untuk Proses Pembuatan Dawet di mulai dengan mencampurkan bahan utama yaitu tepung beras, air dan sedikit air daun pandan atau suji. Campuran ini kemudian di masak di atas api sedang sambil terus di aduk hingga mengental dan matang sempurna. Proses pemasakan juga harus di lakukan dengan hati-hati agar adonan tidak menggumpal dan tidak lengket di dasar wajan. Lalu adonan yang sudah matang akan bertekstur kental, kenyal dan elastis, siap untuk di cetak menjadi buliran dawet.
Setelah adonan matang maka langkah berikutnya adalah mencetak dawet menggunakan cetakan khusus berlubang kecil. Adonan panas di tekan melalui cetakan langsung ke dalam wadah berisi air es atau air matang yang sangat dingin. Fungsinya agar buliran dawet cepat mengeras, tidak menempel satu sama lain dan membentuk tekstur yang padat serta kenyal. Biasanya, bentuk dawet juga memanjang seperti mie kecil sehingga kelihatan berbeda dari cendol yang cenderung bulat dan lebih pendek. Nah setelah di cetak, dawet di saring dan di simpan dalam air matang bersuhu normal hingga siap di sajikan.
Lalu untuk penyajiannya biasanya dawet menggunakan larutan gula merah, santan kental yang sudah di masak dan es batu. Beberapa daerah juga menambahkan bahan pelengkap seperti nangka, tape ketan, atau ketan hitam untuk variasi rasa. Rasa manis dari gula merah berpadu dengan gurihnya santan dan dinginnya es menjadikan dawet sebagai minuman tradisional yang menyegarkan. Apalagi dawet sering di temukan dalam acara adat, pasar tradisional hingga sebagai minuman khas saat bulan puasa di berbagai daerah di Indonesia. Sekianlah pembahasan mengenai kedua minuman tradisional Cendol Dan Dawet.