Selasa, 18 November 2025
Bank BTN Gunakan AI Dan Chatbot Untuk Kurangi Penipuan
Bank BTN Gunakan AI Dan Chatbot Untuk Kurangi Penipuan

Bank BTN Gunakan AI Dan Chatbot Untuk Kurangi Penipuan

Bank BTN Gunakan AI Dan Chatbot Untuk Kurangi Penipuan

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Bank BTN Gunakan AI Dan Chatbot Untuk Kurangi Penipuan
Bank BTN Gunakan AI Dan Chatbot Untuk Kurangi Penipuan

Bank BTN salah satu bank BUMN terkemuka di Indonesia, mengumumkan peluncuran sistem keamanan digital berbasis kecerdasan buatan (AI) dan chatbot pintar untuk melawan maraknya praktik penipuan perbankan. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar digitalisasi yang tengah di gencarkan perusahaan dalam menghadapi era transaksi online dan mobile yang semakin kompleks.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menyatakan bahwa pengembangan sistem keamanan berbasis AI bukan hanya bentuk peningkatan layanan digital, tetapi juga respons konkret terhadap lonjakan kasus penipuan digital yang menyasar nasabah, terutama melalui modus social engineering, phishing, dan penipuan melalui aplikasi palsu.

AI yang di kembangkan oleh BTN mampu mendeteksi pola transaksi mencurigakan secara real-time dan memberikan peringatan otomatis kepada nasabah maupun sistem back-end. Teknologi ini di padukan dengan sistem Natural Language Processing (NLP) untuk mendukung chatbot interaktif yang dapat memberikan edukasi kepada nasabah tentang ciri-ciri penipuan, serta memberikan respons cepat bila nasabah mengalami gangguan atau kecurigaan transaksi.

Implementasi sistem AI dan chatbot ini di lakukan dalam dua fase. Fase pertama, yang sudah berjalan sejak kuartal kedua 2025, fokus pada pencegahan penipuan dan pemantauan transaksi mencurigakan. Fase kedua akan di luncurkan di awal 2026, dengan fokus pada peningkatan edukasi digital dan integrasi penuh dalam aplikasi BTN Mobile, termasuk layanan WhatsApp resmi.

Bank BTN ini sejalan dengan tren global di sektor perbankan, di mana AI kini menjadi bagian vital dari strategi proteksi siber. Bank-bank besar dunia telah mengintegrasikan AI untuk mengenali pola transaksi tidak wajar, termasuk penggunaan perangkat tidak di kenal, lokasi akses mencurigakan, atau lonjakan aktivitas login dalam waktu singkat.

Cara Kerja AI Bank BTN: Deteksi Pola Mencurigakan Dan Tindakan Otomatis

Cara Kerja AI Bank BTN: Deteksi Pola Mencurigakan Dan Tindakan Otomatis dari salah satu kekuatan utama dari sistem AI yang di kembangkan BTN adalah kemampuannya membaca pola perilaku pengguna dan mengenali anomali secara cepat. Sistem ini tidak hanya berbasis pada algoritma standar, tetapi juga pada pembelajaran mesin (machine learning) yang terus berkembang berdasarkan data nasabah secara kolektif.

Setiap transaksi yang di lakukan melalui aplikasi BTN Mobile, internet banking, maupun ATM akan dipantau oleh sistem AI secara real-time. Jika sistem mendeteksi pola yang tidak biasa—misalnya login dari perangkat atau lokasi yang belum pernah terdaftar, transfer besar dalam waktu singkat ke rekening yang tidak di kenal, atau permintaan reset password berulang—AI akan langsung mengaktifkan protokol peringatan dini.

Peringatan tersebut dapat berupa:

  • Notifikasi ke nasabah melalui aplikasi atau SMS.
  • Permintaan konfirmasi dua langkah sebelum transaksi di proses.
  • Pemblokiran sementara akun hingga ada konfirmasi langsung dari pengguna.

Dalam beberapa kasus, AI BTN bahkan akan langsung menghubungkan nasabah ke chatbot keamanan digital, yang akan menanyakan sejumlah pertanyaan untuk memastikan bahwa pemilik rekening yang sebenarnya sedang melakukan transaksi. Jika respons tidak sesuai, sistem akan mengarahkan ke tim keamanan BTN untuk intervensi manual.

Menurut CTO BTN, sistem ini juga mampu menyaring ribuan percobaan penipuan tiap harinya dengan akurasi mencapai 92%, berkat penggabungan analisis data historis, fingerprint perangkat, dan aktivitas lokasi. Teknologi ini juga telah di uji coba di beberapa wilayah dengan tingkat penipuan tertinggi seperti Jakarta, Surabaya, dan Makassar.

Namun, BTN menegaskan bahwa sistem ini bukan pengganti perlindungan manual sepenuhnya. Peran nasabah tetap krusial. Oleh karena itu, edukasi dan pemahaman risiko digital harus di tingkatkan melalui fitur interaktif yang tersedia di aplikasi BTN dan chatbot resmi.

Chatbot Sistem: Lebih Dari Sekadar Asisten Virtual

Chatbot Sistem: Lebih Dari Sekadar Asisten Virtual dalam sistem keamanan baru ini, chatbot BTN bukan hanya berfungsi sebagai asisten layanan pelanggan biasa, melainkan sebagai agen perlindungan digital yang di latih untuk menangani situasi darurat terkait penipuan.

Chatbot ini di beri nama “SIBI” (Sistem Informasi BTN Interaktif) dan mampu menjawab lebih dari 200 skenario percakapan yang sering terjadi dalam kasus penipuan. Termasuk di antaranya:

  • Penjelasan tentang modus penipuan terbaru.
  • Cara melaporkan rekening mencurigakan.
  • Langkah-langkah jika sudah terlanjur memberikan OTP ke pihak tidak di kenal.
  • Cara memblokir rekening secara cepat melalui sistem otomatis.

Dengan dukungan NLP (Natural Language Processing), chatbot BTN memahami konteks percakapan pengguna, termasuk penggunaan bahasa informal atau emoticon. Hal ini menjadikan interaksi dengan nasabah lebih alami dan tidak kaku, seperti berbicara dengan CS manusia.

Selain fungsi pengamanan, SIBI juga akan mengedukasi pengguna melalui kampanye digital yang muncul secara berkala di aplikasi BTN. Kampanye ini mencakup konten video, kuis keamanan siber, hingga simulasi interaktif “kenali modus penipu” yang di tujukan untuk meningkatkan kewaspadaan.

BTN melaporkan bahwa sejak peluncuran chatbot ini secara terbatas, lebih dari 320.000 interaksi telah tercatat hanya dalam dua bulan. Mayoritas pengguna menyatakan puas karena bisa langsung mendapatkan bantuan tanpa harus antre di call center. Bahkan, 70% pengaduan penipuan kini ditangani langsung oleh chatbot dalam waktu kurang dari 5 menit.

Ke depan, BTN berencana menyinergikan SIBI dengan kanal komunikasi lain seperti WhatsApp, Telegram, dan bahkan layanan voice AI. Agar bisa menjangkau seluruh lapisan nasabah, termasuk yang tidak terbiasa menggunakan aplikasi mobile.

Masyarakat Semakin Cerdas Digital, Tapi Risiko Juga Semakin Kompleks

Masyarakat Semakin Cerdas Digital, Tapi Risiko Juga Semakin Kompleks walau inisiatif BTN ini menuai pujian luas. Tantangan dalam melawan kejahatan digital tetap tidak sederhana. Dunia perbankan kini di hadapkan pada fenomena kejahatan siber yang makin canggih. Yang tidak hanya mengandalkan celah teknologi, tapi juga memanipulasi psikologis korban.

Modus social engineering seperti penipuan lewat telepon mengatasnamakan petugas bank. Tawaran hadiah palsu, dan phishing link dari media sosial, masih marak terjadi. Bahkan pelaku kini memanfaatkan teknologi AI deepfake untuk meniru suara dan wajah petugas bank guna meyakinkan korban.

BTN menyadari bahwa AI dan chatbot hanya salah satu bagian dari ekosistem perlindungan digital. Untuk itu, perusahaan juga memperkuat kolaborasi dengan lembaga pemerintah seperti OJK. Kementerian Kominfo, dan kepolisian siber untuk melakukan pelacakan lintas platform.

Pentingnya edukasi menjadi poin kunci. BTN mendorong nasabah agar tidak mudah panik saat menerima informasi mencurigakan. Selalu memverifikasi ulang, dan tidak memberikan data pribadi, OTP, PIN, maupun password ke siapapun, termasuk yang mengaku dari bank.

Nasabah juga di himbau untuk selalu menggunakan aplikasi resmi, memperbarui sistem perangkat. Dan mengaktifkan fitur-fitur keamanan tambahan seperti sidik jari dan penguncian aplikasi. BTN menekankan bahwa pihak bank tidak pernah meminta data pribadi melalui telepon atau tautan eksternal.

Langkah BTN dalam menerapkan AI dan chatbot menjadi cermin bahwa perlindungan keuangan masa kini tidak bisa lagi mengandalkan pendekatan konvensional. Diperlukan kombinasi antara teknologi, regulasi, dan literasi digital agar. Sistem keuangan tetap aman, terpercaya, dan adaptif terhadap perubahan zaman dari Bank BTN.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait